Rumus menghitung frekuensi gelombang sinyal listrik Pada Osiloskop
Osiloskop merupakan Alat yang di lengkapi dengan Tabung sinar katode yang berfungsi untuk memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat dilihat dan dipelajari peranti pemancar elektron ke layar tabung sinar katode.
Klik istrik Fungsi elcb |
Dalam ilmu elektronika yang berhubungan dengan Sinyal, Anda pasti dihadapkan dengan sebuah alat bernama Osiloskop untuk mempresentasikan bentuk sinyal sehingga dari visualisasi sinyal tersebut kita dapat menghitung beberapa parameter sinyal, salah satu parameternya adalah Frekuensi.
Frekuensi adalah ukuran jumlah gelombang per peristiwa dalam satuan detik dengan satuan Hertz (Hz).
Dalam ilmu elektronika gelombang yang diukur adalah gelombang listrik. Frekuensi dilambangkan dengan huruf "f" dengan satuan nilai Hertz (Hz). 1 Hertz
sama dengan gelombang listrik (1 siklus) dalam satu detik (1 Hertz = 1 Siklus Gelombang per Detik).
Satuan Hertz diambil dari nama seorang fisikawan bernama Heinrich Rudolf Hertz sebagai orang yang berkontribusi dalam bidang elektromagnetis.
Satu siklus gelombang terdiri dari satu puncak atas dan satu puncak bawah sebelum gelombang kembali ke titik tengah. Berikut ini adalah cara menghitung 1 gelombang pada gambar osiloskop.
Perhitungan Frekuensi memiliki rumus sebagai berikut
Keterangan
F = Frekuensi
T = Time (s)
F = Frekuensi (dalam satuan Hz)
T = Periode (dalam satuan second atau detik),
Cara perhitungan Perioda (T) adalah mengalikan jumlah divisi satu siklus gelombang dengan nilai waktu yang disetting pada sakelar TIME/DIV.
Dimana variabel T akan kita dapatkan dengan menghitung visualisasi sinyal pada osiloskop dengan rumus
Keterangan
T = Time (s)
Div = Jumlah Kotak dalam 1 siklus gelombang
Scale = Skala yang digunakan pada Osiloskop (Time/Div)
Rumus diatas adalah rumus yang dapat digunakan untuk menghitung frekuensi gelombang sinyal listrik yang tervisualisasi pada layar Osiloskop.
Cara Menghitung Frekuensi Gelombang Listrik Osiloskop |
Beriku ini adalah contoh perhitungan frekuensi menggunakan rumus diatas.Perhatikan satu siklus gelombang yang ada didalam kotak biru dan skala Osiloskop pada kotak merah.
Jika kita hitung kotak kecil diantara titik A dan titik B terdapat 5 kotak kecil dan skala Osiloskop yang digunakan sebesar 1ms/Div. Disini kita sudah mendapat dua variabel penting yaitu:
Div = 5 kotak
Scale = 1ms/Div = 0,001s/Div (Konversi satuan waktu kedalam satuan Miliseconds ke Seconds)
Perhitungan Time (T)
T= Div x Scala
T= 5 x 0,001s
T= 0,005s
Perhitungan Frekuensi (F)
F= 1/T
F= 1/0,005s
F= 200Hz
Nilai frekuensi gelombang yang di dapat kan tervisualisasi yaitu sebesar 200 Hertz. Artinya
sinyal tersebut dapat menghasilkan 200 siklus gelombang listrik selama 1 detik.
Cara Mengukur Tegangan AC
Mengukur Tegangan AC sekaligus Menghitung Frekuensi dengan Osiloskop pada dasarnya dapat digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur besaran tegangan AC dan Frekuensinya dengan cara menampilkan bentuk gelombang dari pengukuran tersebut.
Tegangan AC yang diukur akan menampilkan bentuk gelombang sinus yang kemudian dengan gelombang sinus tersebut kita hitung frekuensinya berdasarkan Perioda gelombang yang ditampilkan.
Mengukur Tegangan AC dengan Osiloskop
Tegangan AC (Alternating Current) sering dikenal juga dengan Tegangan Bolak Balik merupakan listrik yang arah arusnya selalu berubah-ubah atau bolak-balik. Pada umumnya Tegangan AC berbentuk gelombang Sinus.
Dengan menggunakan Osiloskop, kita dapat mengukur Tegangan AC tersebut dan juga dapat melihat tampilan gelombang AC-nya.
Untuk pengukuran Tegangan AC pada Osiloskop, Ikuti langkah langkah berikut ini :
- ON-kan Osiloskop.
- Sakelar TIME/DIV diputar ke 5msec (5 mili detik)
- Sakelar VOLT/DIV diputar ke 5 Volt (artinya 1 kotak atau 1 Div pada layar Osiloskop adalah 5 Volt).
- Pasangkan Probe pada terminal yang ingin diukur.
- Hitung Tegangan AC berdasarkan gelombang yang ditampilkan. Contoh seperti gelombang
- Tegangan puncak adalah 2 kotak atau 2 DIV, Sakelar VOLT/DIV yang kita setting adalah 5 Volt maka hasil perhitungannya adalah 10 Volt ( 2 DIV x 5 Volt = 10 Volt)
- Sedangkan Tegangan puncak ke puncaknya adalah 20 Volt dengan perhitungan sebagai berikut : 4 DIV x 5 Volt = 20 Volt